“Ya Allah berkahilah
umatku di pagi hari”.
Demikianlah doa yang
dipanjatkan Nabi Saw kepada Allah Swt sebagai kado khusus bagi umatnya yang
bergegas dengan berbagai aktifitas positif di pagi hari.
Salahsatu rutinitas
saya di pagi hari setelah shalat subuh berjmaah di Masjid Al Fath seperti
biasa, duduk di masjid sambil menunggu matahari terbit.Bukan sekedar
duduk santai sambil ngobrol seperti di warung kopi tetapi, disela-sela
menunggu diisi dengan dzikir sebagaimana dalam petunjuk Nabi, sembari membaca
beberapa lembar Al Qur’an atau sekedar mengulang-ulang hafalan. Setelah itu tidak
lupa berdzikir dengan bacaan dzikir yang telah dituntunkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika pagi.
Doa Rasulullah Saw
tersebut diriwayatkan oleh Imam dari seorang sahabat yang muliah bernama Shakhr
al-Ghamidi.
Dalam prakteknya
Rasulullah Saw apabila Nabi shallallahu mengirim pasukan ,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Begitu
juga Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah
seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena
hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia
adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
Menurut para salaf,
tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga
matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk
menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut
adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga
apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di
waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu
pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barakah
Urwah bin az-Zubair
menceritakan perihal ayahnya: “Adalah az-Zubair bin al-Awwam melarang
anak-anaknya tidur di pagi hari”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan
sanad Shahih dalam kitabnya Al Mushannaf, jil. 5 hal. 222).
Ibn Abbas Ra (dalam
kitab Ghidza’ al-Albab syarh Manzhumah al-Adab hal. 355): jika melihat anaknya
tidur di pagi hari berkata: Bangunlah wahai anakku, apakah engkau tidur diwaktu
rezeki sedang dibagi-bagikan?
Ibnu Baththol
mengatakan, “Hadits di atas ini tidak menunjukkan bahwa selain waktu pagi
adalah waktu yang tidak diberkahi. Sesuatu yang dilakukan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam (pada waktu tertentu) adalah waktu yang berkah dan
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik uswah (suri
teladan) bagi umatnya. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan
waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu tersebut daripada
waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi tersebut adalah waktu yang
biasa digunakan manusia untuk memulai amal (aktivitas). Waktu tersebut adalah
waktu bersemangat (fit) untuk beraktivitas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh
umatnya mendapatkan berkah di dalamnya.” (Syarhul Bukhari Libni Baththol,
9/163, Maktabah Syamilah)
Bagaimana kebiasaan
orang-orang shaleh di pagi hari..?
[1] Kebiasaan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
An Nawawi dalam Shohih
Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat
shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat
suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan
bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم
“Apakah engkau sering
menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”
Jabir menjawab,
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ
يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى
تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ
فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.
“Iya. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya
setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para
sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu
mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum
saja.” (HR. Muslim no. 670)
An Nawawi mengatakan,
“Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan
duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).
Al Qadhi mengatakan
bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka
biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit
matahari.” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)
[2] Kebiasaan Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
Dari Abu Wa’il, dia
berkata, “Pada suatu pagi kami mendatangi Abdullah bin Mas’ud selepas
kami melaksanakan shalat shubuh. Kemudian kami mengucapkan salam di depan
pintu. Lalu kami diizinkan untuk masuk. Akan tetapi kami berhenti sejenak di
depan pintu. Lalu keluarlah budaknya sembari berkata, “Mari silakan
masuk.” Kemudian kami masuk sedangkan Ibnu Mas’ud sedang duduk sambil
berdzikir.
Ibnu Mas’ud lantas
berkata, “Apa yang menghalangi kalian padahal aku telah mengizinkan
kalian untuk masuk?”
Lalu kami menjawab,
“Tidak, kami mengira bahwa sebagian anggota keluargamu sedang tidur.”
Ibnu Mas’ud lantas
bekata, “Apakah kalian mengira bahwa keluargaku telah lalai?”
Pencari ilmu, pencari
rezeki, pencari kebaikan dunia dan akhirat... Janganlah tidur pagi. Mulailah
aktifitasmu di pagi hari. Insya Allah berkah ilmu dan usahamu akan berhasil
melimpah. Allaahumma aamiiin...