Athirah Bone Tampak Dari Depan |
Pesantren atau boarding
school di negeri ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang juga
ikut serta dalam pencerdasan kehidupan bangsa di samping lembaga pendidikan
lainnya. Gerakan kultural yang biasanya dilakukan oleh pesantren telah mampu
mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang seimbang antara pengetahuan
sosial dan agamanya. Salah satunya adalah Athirah boarding school Bone
terletak di kabupaten Bone Kec. Tenete Riattang Timur. Sekolah ini memiliki
visi menjadi sekolah unggul yang berciri islam, berjiwa nasional dan berwawasan
global serta misi mengembangkan sistem pembelajaranyang mampu membakali anak
didik dengan kecakapan rasional, kecakapan personal dan kecakapan sosial.
Sekolah berasrama (Boarding) identik dengan
pesantren. Pesantren dicirikan dengan pola hidup yang islami. Tetapi sekolah
islam athirah bone tidak hanya memuat itu, ada beberapa perbedaan dengan
pesantren . Yang pertama adalah kurikulum acuan, dan kurikulum khas athirah
(AIHES). Kalau pesantren di bawah naungan Kemenag maka kami di sini menggunakan
kurikulum mata pelajaran dari Dinas Pendidikan Menengah. Alasannya adalah kami
tetap ingin menerapkan pola pendidikan yang setara dengan sekolah unggulan
lainnya tanpa melihat perbedaan kata islam di depannya. Unsur-unsur pelajaran
islam seperti tahfidz, QGDP, dan bahasa arab adalah penegas kata
“islam” setelah kata “sekolah” pada nama institusi ini.
Yang kedua adalah pola mendidik. Beberapa pesantren
masih menganut pola mendidik konservatif dengan masih menerapkan kekerasan
untuk menghadapi santrinya, tetapi jangan pernah berharap melihat guru
menghardik atau bahkan memukul siswa. Ini disebabkan pola pendidikan di sini
sudah secara penuh memahami bahwa kekerasan bukanlah solusi agar siswa mau
menerima dan menerapkan aturan dan tata tertib. Pendekatan persuasi dan
keteladanan lebih kami kedepankan.
Athirah Bone memilih guru-guru yang muda dan enerjik
serta berwawasan islami dan motivatif untuk mendampingi siswa. Guru-guru yang
muda membuat siswa merasa lebih dekat karena rentang jarak yang tidak terlalu
jauh sehinga bentuk empati lebih mudah mereka terapkan sehingga simpati dari
siswa lebih mudah didapatkan. Hasil akhirnya adalah kesediaan siswa untuk
berlaku didasari rasa ikhlas sehingga apa yang didapatkan selalu maksimal.
Memiliki satu visi dan satu misi menjadi semua insan di dalamnya sebagai
prbadi-pribadi berakhlak dan berkarakter dalam naungan sebuah institusi yang
anggun unggul dan cerdas demi generasi bangsa dan agama yang lebih baik di masa
depan.
Mantap👍
ReplyDelete